JAKARTA, INAKOR.ID – Assalamualaikum wr. wb , Salam Sejahtera bagi Kita Semua, Om Swastyastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan.
Kita telah melihat, mendengar dan memahami hasil debat capres dan cawapres 2024 ini dengan penuh khitmad dan tabayyun dalam menilai pemimpin Republik Indonesia yang kita cintai bersama dan selalu mengikuti informasi terkini.
Dalam debat ke lima pilpres sebagi penutup kontestasi debat capres 2024 dengan subtema “ Pendidikan kesehatan, ketenagakerjaan, kebudayaan, teknologi informasi, kesejahteraan sosial, dan inklusi.
Yang Ingin saya sampaikan dan menyingung mengenai kesehatan dalam konteks industri bahan baku farmasi dalam negeri sebagai catatan penting untuk sebuah rujukan para paslon 01 Anis baswedan & Muhaimin Iskandar, 02 Prabowo subianto & Gibran Rakabuming Raka 03 Ganjar pranowo & Mahfud MD.
Siapapun presidennya nanti dengan hormat Industri bahan baku farmasi dalam negeri tolong di perhatikan sebagi akselerasi untuk memenuhi pelayanan kesehatan yang berkemajuan, kita juga butuh alat kesehatan dalam negeri demi meningkatkan standar pelayanan kesehatan yang bermutu.
Industri alat kesehatan (alkes) di dalam negeri ternyata masih di kapitalisasi oleh gempuran banyak produk impor. Bayangkan saja, berdasarkan data Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI), produsen yang memproduksi alkes di RI hanya 727 pabrik, berbalik dengan jumlah distributor alkes yang mencapai 4.265 perusahaan.
Selain itu, izin produk lokal mencapai 11.734, jauh lebih kecil dari 52.721 izin produk impor. Alhasil, pasar alkes RI tidak bisa berbuat banyak, hanya menikmati sekitar 0,7% pasar global, kalah jauh dari AS yang menguasai 38,2%, kemudian China yang menguasai 19,9%, hingga India 2,16%. Impor kita untuk alkes mencapai 40 triliun, industri alkes bisa ekspor Rp 16 triliun, jadi defisit 23 triliun. Impor lebih gede dari ekspor.
Sejauh ini kita Indonesia masi 90% bergantung pada bahan baku impor yang sangat besar dan juga alat kesehatan, karena kalau kita lihat di dunia saat ini yang menguasai bahan baku hanya dua negara, yaitu China dan India. Kita beri contoh kejadian waktu pandemi, China dan India lockdown kita kesulitan karna kita masi terjebak dalam free market pasar bebas, kita masi mengangap bahwa lebih murah impor ketimbang kita menjadi pemain utama dan tuan rumah di negeri sendiri, kita berharap siapapun presidennya nanti ada regulasi yang mendukung pemenuhan kebutuhan produk industrialisai farmasi dalam negeri.
*Hijrah Tueka