Pangandaran, inakor.id – Gelombang kekecewaan masyarakat kembali mengarah pada RSUD Pandega, Pangandaran. Rumah sakit yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi warga Kabupaten Pangandaran ini, justru menuai kecaman keras akibat dugaan kelalaian dalam menangani pasien gawat darurat bernama Isra (45) warga Dusun Tagog, Desa Babakan, Kecamatan Pangandaran yang mengalami kecelakaan dan meninggal dunia di rumah sakit. Puluhan warga yang berprofesi sebagai nelayan melakukan audiensi dengan manajemen RSUD Pandega Pangandaran, Rabu (8/10/2025).

Eli yang merupakan rekan Isra mengatakan, rekannya Isra tidak mendapatkan penanganan cepat ketika tiba di instalasi gawat darurat (IGD). Dalam kondisi lemah dan membutuhkan pertolongan segera.

banner 336x280

“Pihak keluarganya mengaku justru diminta terlebih dahulu menyelesaikan urusan administrasi sebelum diberikan tindakan medis. Administrasi Dulu, Pasien Semakin Kritis,” ungkapnya

Ia menjelaskan, keluarga membawa korban ke rumah sakit dengan harapan segera mendapat pertolongan. Namun, yang terjadi justru sebaliknya penanganan dianggap lamban, sementara kondisi pasien terus menurun.

“Keluarga korban datang untuk mencari pertolongan, bukan untuk mengurus berkas. Tapi malah disuruh administrasi dulu, sementara pasien semakin kritis,” ujar Eli dengan nada kecewa

Keluarga mengaku sudah memohon agar pasien segera ditangani sembari proses administrasi berjalan, namun tidak mendapatkan respons cepat dari petugas di lokasi.

“kami tidak menyalahkan siapa pun, tapi kalau nyawa orang sudah di ujung, seharusnya penanganan medis didahulukan,” imbuh Eli

Insiden ini memicu reaksi keras warga sekitar. Banyak yang menilai RSUD Pandega kurang menegakkan prinsip kemanusiaan dan profesionalisme tenaga medis.**

 

(Agit Warganet)

banner 336x280