Pangandaran, inakor.id – Menanggapi video dari kanal Lembur Pakuan Channel yang viral beredar di media sosial, di mana seorang ibu bernama Santi menangis meminta bantuan di pos pengaduan KDM, Pemerintah Desa Pangandaran memberikan penjelasan resmi agar tidak menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat.

Kepala Desa Pangandaran, Adi Fitriyadi, menjelaskan bahwa kondisi yang dialami Ibu Santi wajar terjadi, karena ia panik setelah putranya mengalami geger otak karena kecelakaan.

banner 336x280

“Putra Ibu Santi bernama Haikal Syaqi (15), tinggal di Dusun Parapat RT. 07. Sejak kejadian pada Minggu, 7 September 2025, pihak keluarga bersama pemerintah desa sudah melakukan pendampingan,” ungkapnya, Sabtu (27/9/2025).

Setelah kecelakaan, Haikal mendapat penanganan di Puskesmas lalu dirujuk ke RSUD Pandega. Karena membutuhkan perawatan lebih lanjut, pasien kemudian dirujuk ke RSUD Margono, Purwokerto, Jawa Tengah. Di mana pihak RSUD Margono yang saat itu siap menangani kondisi Haikal.

Adi menambahkan, pihak rumah sakit meminta keluarga segera membuat laporan ke Satlantas sebagai syarat administrasi. Hal ini telah dipenuhi, sehingga klaim BPJS dapat diproses.

“Alhamdulillah seluruh biaya pengobatan ditanggung BPJS, sehingga keluarga tidak terbebani biaya rumah sakit maupun obat-obatan,” jelasnya

Setelah menjalani perawatan sekitar dua minggu, Haikal diperbolehkan pulang. Namun, ia tetap harus menjalani kontrol rutin setiap tiga hari sekali.

“Karena kondisi ekonomi keluarga yang terbatas, Pemerintah Desa Pangandaran berkomitmen memberikan pendampingan dan bantuan kebutuhan sehari-hari selama masa pemulihan. Bahkan, bupati Pangandaran Citra Pitriyami juga menyatakan siap membantu, khususnya terkait kebutuhan hidup keluarga korban,” imbuh Adi

Lebih lanjut, Adi meluruskan bahwa Ibu Santi saat kejadian sebenarnya sedang berada di Bandung. Ia baru datang setelah anaknya dirawat di rumah singgah. Karena panik dan khawatir BPJS tidak menanggung biaya kecelakaan, ia menyampaikan keluhan seperti yang terlihat di kanal Lembur Pakuan Channel, hal inilah yang kemudian menjadi viral.

“Kami menilai ini hanyalah miskomunikasi. Faktanya, sejak awal pemerintah desa, keluarga, dan pihak terkait terus mendampingi proses pengobatan maupun pemulihan korban,” tegasnya

Sementara itu, Herna adik ipar Santi mewakili keluarga menyampaikan permohonan maaf atas kegaduhan yang timbul akibat video tersebut.

“Kami ucapkan terima kasih kepada Pemerintah Desa Pangandaran dan Ibu Bupati atas segala perhatian dan bantuan. Video yang viral kemarin terjadi karena kepanikan ibu, bukan ada maksud lain. Kami mohon maaf jika menimbulkan kegaduhan,” ujarnya**

(Agit Warganet)

banner 336x280