Pangandaran, inakor.id – Dalam persiapan menuju Pilkada Pangandaran 2024, Partai Gerindra Pangandaran sedang menghadapi dinamika internal yang cukup kompleks.
Persaingan untuk mendapatkan rekomendasi sebagai calon bupati dan wakil bupati semakin ketat antara dua figur utama: Ujang Endin, Wakil Bupati petahana, dan Iwan Sutiaman, Ketua DPC Gerindra Pangandaran.
Pegiat Sarasa Pangandaran, Tedi Yusnanda N mengatakan, situasi ini memerlukan perhatian khusus agar tidak menciptakan kesan perpecahan yang dapat merugikan partai secara keseluruhan.
“Pada 3 Juni 2024, Iwan Sutiaman atau Iwan Ola mengadakan deklarasi pencalonannya sebagai calon bupati/wakil bupati dari Gerindra. Acara ini mengundang banyak kader partai dan lima anggota DPRD Pangandaran terpilih untuk periode 2024-2029. Namun, ketidakhadiran kelima anggota DPRD tersebut dalam acara ini memunculkan spekulasi mengenai soliditas dukungan internal terhadap Iwan Sutiaman,” katanya kepada inakor.id via WA, Selasa (04/06/2024).
Dinamika politik seperti ini memang biasa terjadi dalam partai. Namun, Gerindra harus berhati-hati agar tidak memberi kesan adanya perpecahan di mata publik, karena hal ini bisa dieksploitasi oleh pihak luar untuk melakukan intervensi.
“Ketua Harian DPP Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, pernah menyampaikan bahwa bakal calon kepala daerah yang diusung harus memiliki potensi kuat untuk menang. Dalam konteks Pangandaran, pernyataan ini memerlukan interpretasi yang tepat sesuai dengan konstelasi politik lokal,” ujar Tedi
Tedi mengingatkan, bahwa daerah strategis seperti Pangandaran, dengan peningkatan perolehan kursi dari 3 menjadi 5 pada pemilu 2024, memerlukan pendekatan yang matang untuk mengamankan kemenangan.
“Gerindra Pangandaran dengan 5 kursi saat ini butuh berkoalisi untuk mencapai ambang batas 20% atau 8 kursi agar bisa mengusung pasangan calon bupati/wakil bupati. Oleh karena itu, memilih calon yang memiliki popularitas tinggi dan daya tawar kuat dalam koalisi sangat penting,” tandasnya
Ujang Endin, sebagai wakil bupati petahana, membawa keuntungan dari segi popularitas dan pengalaman. Di sisi lain, Iwan Sutiaman, sebagai Ketua DPC, memiliki basis dukungan internal yang kuat.
“Meskipun belum sepenuhnya solid. Dalam situasi ini, Gerindra perlu mempertimbangkan faktor-faktor strategis untuk memastikan calon yang diusung mampu menarik dukungan dari partai koalisi lainnya seperti Golkar, PAN, PKB, dan PKS,” tutur Tedi
Tedi Yusnanda N menekankan, pentingnya menjaga keseimbangan antara kepentingan partai dan potensi kemenangan dalam pilkada.
“Gerindra harus bijak dalam menentukan calon yang tidak hanya kuat secara internal, tetapi juga dapat diterima oleh partai koalisi untuk membangun kekuatan yang solid.” ucapnya
Lebih lanjut Tedi mengatakan, pergulatan internal di Gerindra Pangandaran menjelang Pilkada 2024 menunjukkan betapa pentingnya strategi dan diplomasi politik. Dengan persaingan antara Ujang Endin dan Iwan Sutiaman yang semakin ketat, partai harus mampu mengelola dinamika ini dengan baik untuk menghindari kesan perpecahan dan memaksimalkan peluang kemenangan.
“Keputusan Gerindra dalam mengusung calon bupati dan wakil bupati akan sangat menentukan arah politik di Pangandaran. Dengan mempertimbangkan popularitas, daya tawar dalam koalisi, dan potensi kemenangan, partai dapat memastikan posisinya tetap kuat dan solid di kancah politik lokal,” pungkasnya (Agit Warganet)