Pencoretan Dadang Solihat dari PDI Perjuangan, Peluang Emas Ujang Endin Bergerak Mandiri

Pangandaran, inakor.id – Keputusan mengejutkan Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pangandaran, H. Jeje Wiradinata mencoret H. Dadang Solihat atau Dadang Okta dari Bakal Calon (Balon) Bupati dan Wakil Bupati Pangandaran untuk Pilkada 2024 nanti, telah menciptakan kegemparan di kalangan politisi dan masyarakat Pangandaran.

Langkah ini menuai berbagai reaksi, salah satunya dari Tedi Yusnanda, seorang pengamat politik lokal yang juga pegiat di Saung Aspirasi Sarerea (Sarasa) Pangandaran.

banner 336x280

Menurut Tedi Yusnanda, pencoretan H. Dadang Okta merupakan indikasi adanya krisis strategi dalam kubu H. Jeje Wiradinata.

“Langkah ini menunjukkan bahwa Jeje merasa terancam dengan meningkatnya popularitas Ujang Endin. Ini bisa diartikan sebagai tanda kepanikan dan upaya untuk merombak strategi di menit-menit terakhir,” katanya, Rabu (22/05/2024).

Namun Tedi melihat peristiwa ini sebagai peluang emas bagi H. Ujang Endin.

“Untuk bergerak secara mandiri dan mengokohkan posisinya di panggung politik Pangandaran,” tuturnya

Berikut adalah langkah strategis yang perlu dilakukan H. Ujang Endin menurut Tedi Yusnanda:

1. Konsolidasi Basis Massa

Ujang Endin harus segera mengonsolidasikan dukungan dari basis pemilihnya, memastikan bahwa para pendukungnya tetap solid dan antusias. Melakukan kampanye langsung ke masyarakat untuk menggalang dukungan lebih luas bisa menjadi langkah awal yang penting.

2. Bangun Koalisi Alternatif

Dengan mencoret Dadang Solihat, PDIP menunjukkan kelemahan internal yang bisa dimanfaatkan oleh Ujang Endin. Ujang perlu segera membangun koalisi dengan partai-partai lain seperti Gerindra, yang sudah menunjukkan sinyal dukungan, serta partai lain seperti Golkar, PKB, PAN, PKS, dan PPP yang dapat membantu memenuhi threshold pencalonan.

3. Perkuat Narasi Perlawanan

Ujang Endin harus memanfaatkan momentum ini untuk memperkuat narasi dirinya sebagai simbol perlawanan terhadap kepemimpinan Jeje Wiradinata yang dinilai kurang memuaskan oleh sebagian masyarakat. Menggunakan isu-isu yang dekat dengan masyarakat untuk menggalang dukungan emosional bisa sangat efektif.

4. Optimalisasi Media dan Kampanye Digital

Menggunakan media massa dan media sosial untuk menyebarkan visi dan misinya kepada masyarakat luas. Narasi tentang independensi dan komitmen terhadap perubahan harus diutamakan untuk menarik simpati publik.

5. Deklarasi Penolakan Rujuk Dengan Tegas

Untuk menunjukkan ketegasan dan kemandirian, Ujang Endin sebaiknya secara terbuka menyatakan penolakannya terhadap ajakan rujuk dari PDIP. Hal ini akan mempertegas posisinya sebagai kandidat yang berani dan siap bersaing tanpa harus bergantung pada partai yang sedang mengalami gejolak internal.

Tedi Yusnanda menambahkan, dengan menolak ajakan rujuk dari PDI Perjuangan dan bergerak mandiri, H. Ujang Endin bisa memperkuat citra dirinya sebagai pemimpin yang berani dan independen.

“Ini adalah saat yang tepat bagi Ujang Endin untuk menunjukkan bahwa dirinya adalah pilihan alternatif yang lebih baik untuk Pangandaran. Menolak rujuk dengan PDIP akan memperlihatkan keteguhan hati dan komitmen untuk perubahan yang diinginkan masyarakat,” imbuh Tedi.

Pencoretan H. Dadang Solihat dari pencalonan oleh H. Jeje Wiradinata membuka peluang besar bagi H. Ujang Endin untuk memaksimalkan keuntungan dari situasi ini.

“Dengan langkah-langkah strategis yang tepat dan keteguhan hati dalam menolak rujuk, Ujang Endin memiliki kesempatan untuk mengukuhkan posisinya dan memenangkan hati pemilih di Pilkada Pangandaran 2024. Pilkada ini pun diprediksi akan menjadi salah satu yang paling menarik dan penuh intrik dalam sejarah politik lokal Pangandaran,” tutup Tedi (Agit Warganet)

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *