Pangandaran, inakor.id – Komandan Kodim 0625/Pangandaran, Letkol Inf Indra Mardianto Subroto, M.IP, ikut menghadiri Apel Kesiapsiagaan Darurat Kekeringan dan Simulasi Potensi Megathrust yang diadakan di Gedung Smelter Evakuasi Sementara BPBD Kabupaten Pangandaran, tepatnya di kompleks Pasar Wisata, Dusun Karangsari, Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat, Kamis (05/09/2024).
Tujuan dari kegiatan apel kesiapsiagaan ini adalah untuk membangun dan melatih kembali kesiapan masyarakat dan pemerintah daerah dalam menghadapi potensi bencana.
Apel tersebut melibatkan jajaran Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran, tokoh masyarakat, dan berbagai elemen yang berperan dalam penanggulangan bencana.
Dalam laporan kondisi situasi dan kesiapan penanggulangan bencana, Asisten Daerah (Asda) I Kabupaten Pangandaran, Rida Nirwana, menyampaikan, bahwa Kabupaten Pangandaran memiliki indeks kerawanan bencana sebesar 147,65, yang menunjukkan kategori risiko sedang.
“Indikator ini berdasarkan potensi gempa bumi yang berpotensi terjadi di wilayah tersebut,” jelasnya
Lebih lanjut Rida mengatakan, gempa bumi di Kabupaten Pangandaran diperkirakan dapat menimbulkan korban sekitar 130.000 jiwa yang tersebar di berbagai wilayah.
“Oleh karena itu, pentingnya sistem peringatan dini (Early Warning System) diangkat sebagai prioritas dalam mengantisipasi potensi bencana,” ujar Rida
Komandan Kodim 0625/Pangandaran, Letkol Inf Indra Mardianto Subroto, M.IP, yang turut hadir mengatakan, simulasi tsunami diadakan setiap dua tahun sekali sebagai bagian dari upaya pelatihan kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah daerah.
“Pentingnya pemahaman mendalam mengenai risiko gempa bumi, mengingat posisi geografis Indonesia yang rentan terhadap bencana alam,” ujarnya
Kesiapsiagaan tidak boleh diabaikan. Ini adalah momentum.
“Untuk menyampaikan sistem evakuasi dan jaringan komunikasi berbasis komunitas,” tandas Letkol Inf Indra Mardianto Subroto. (Agit warganet)
