Pangandaran, inakor.id – Koalisi Pangandaran Maju yang terdiri dari partai PKB, Gerindra, PAN, Golkar, dan PKS menjadi sorotan utama dalam kontestasi Pilkada Pangandaran 2024.
Tedi Yusnanda N, pegiat Sarasa Pangandaran menyampaikan analisa kritis dirinya terhadap dinamika koalisi ini, terutama terkait rivalitas antara Ujang Endin dan Dadang Solihat, serta kecanggungan PDI Perjuangan dalam menentukan calon bupati dan wakil bupati.
Menurut Tedi Yusnanda N, Koalisi Pangandaran Maju memiliki potensi besar untuk mengguncang konstelasi politik lokal. Dengan PKB, Gerindra, PAN, Golkar, dan PKS yang bergabung, koalisi ini menunjukkan kekuatan yang signifikan.
“Saya menyoroti tantangan internal yang dapat menghambat efektivitas koalisi. Soliditas dan kesepakatan visi menjadi kunci. Tanpa itu, koalisi ini bisa rapuh dan mudah terpecah,” katanya via WA, Sabtu (25/05/2024).
Rivalitas antara Ujang Endin, Wakil Bupati petahana, dan Dadang Solihat, birokrat lokal, menambah kompleksitas dalam Koalisi Pangandaran Maju. Tedi menilai bahwa keduanya memiliki pengaruh kuat dalam koalisi, namun juga berbagi kesamaan kekecewaan terhadap Bupati Jeje Wiradinata.
“Kesamaan kekecewaan ini bisa menjadi dasar kolaborasi mereka, meskipun rivalitas untuk berebut pengaruh tetap ada,” ungkap Tedi
Di sisi lain menurut Tedi, PDI Perjuangan dengan 16 kursi di DPRD, menghadapi kecanggungan dalam menentukan calon bupati dan wakil bupati. PDIP masih menggodok empat nama kader untuk calon bupati, yaitu Asep Noordin, Iwan M. Ridwan, Joane Irwan, serta satu calon wakil bupati, H. Ino Darsono. Tedi Yusnanda N melihat ketidakmampuan PDIP untuk segera menentukan calon sebagai kelemahan yang dapat dimanfaatkan oleh Koalisi Pangandaran Maju.
“PDI Perjuangan harus segera memutuskan calonnya untuk menghindari keraguan di kalangan pemilih dan kader,” tegasnya
Meskipun rivalitas antara Ujang Endin dan Dadang Solihat terlihat jelas, Tedi tidak menutup kemungkinan adanya kolaborasi.
“Jika mereka bisa mengatasi ego masing-masing dan bersatu karena kesamaan kekecewaan terhadap Jeje Wiradinata, kolaborasi mereka bisa sangat kuat,” ucap Tedi
Namun, Tedi juga mengingatkan bahwa politik lokal seringkali dipenuhi dengan dinamika yang tidak terduga, sehingga segala kemungkinan masih bisa terjadi.
Analisis kritis Tedi terhadap Koalisi Pangandaran Maju dan rivalitas internal memberikan gambaran mendalam tentang dinamika politik menjelang Pilkada Pangandaran 2024. Dengan potensi kolaborasi antara Ujang Endin dan Dadang Solihat di satu sisi, serta kecanggungan PDIP dalam menentukan calon di sisi lain, kontestasi ini semakin menarik untuk diikuti.
“Pilihan strategis dan kemampuan mengelola koalisi akan menjadi faktor penentu kemenangan di Pilkada Pangandaran 2024,” pungkasnya (Agit Warganet)