CIMAHI, INAKOR.ID – Pemerintah Kota Cimahi menggagas kegiatan wisata Cimahi Walking Tour. Kegiatan tersebut menjadi cara baru mengenal sejarah Kota Cimahi yang lekat dengan nilai historis sejak masa pendudukan Belanda.
Acara perdana program itu diikuti puluhan guru mata pelajaran sejarah. Penjabat (Pj) Wali Kota Cimahi, Dicky Saromi, bertindak langsung sebagai kepala rombongan. Mereka disambut tarian daerah dan mendapat pemaparan rencana perjalanan, ditambah aksi Read Aloud atau membaca buku dengan lantang tentang sejarah Kota
Rombongan menaiki dua bus wisata Saba Kota Cimahi alias Sakoci dari titik pemberangkatan di Pendopo Kota Cimahi, Jalan Dra. Djulaeha Karmita, Kota Cimahi.
Rombongan menyusuri Jalan Jend. Amir Mahmud yang dulu dikenal bernama Jalan Raya Pos atau Jalan Anyer-Panarukan yang dibangun Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Herman Willem Daendels.
Kendaraan kemudian berbelok ke arah Jalan Gatot Subroto dan berhenti di kompleks Lembaga Pemasyarakatan Militer Poncol dan mendapat paparan sejarah bangunan dibangun pada 1886 itu.
Rombongan naik lagi Sakoci menuju ke Gedung Sudirman. Dulunya, gedung itu menjadi tempat tentara Hindia Belanda berpesta. Setelah itu, rombongan berjalan kaki menyeberang ke Masjid ABRI yang juga terdapat Taman Gajah Mada.
Pada masa kolonial, taman tersebut diberi nama Wilhelmina Park. Penamaan itu merupakan bentuk penghargaan kepada Ratu Kerajaan Belanda Wilhelmina Helena Paulina Marie van Orange-Nassau yang pernah berkunjung ke Indonesia.
Perjalanan sejarah berakhir di rumah potong hewan (RPH) atau abattoir di Jalan Sukimun. Komunitas Tjimahi Heritage dan Dinas Arsip Daerah Kota Cimahi bertindak sebagai tour guide.
Mengenalkan sejarah
Dicky Saromi mengatakan, kegiatan ini dirancang untuk mengenalkan sejarah Kota Cimahi ke masyarakat luas. “Cimahi Walking Tour menjadi cara menjelajahi Kota Cimahi dan mengenal sejarahnya. Peserta perdana diawali oleh mereka yang ada lingkup pendidikan, dalam hal ini guru sejarah, dan nanti selanjutnya akan menjadi agenda pendidikan bagi anak sekolah,” katanya.
Kegiatan memadukan pengenalan lewat Read Aloud, naik bus Sakoci, hingga berjalan kaki bersama mengenal sejarah dengan mengunjungi langsung bangunan bersejarah yang ada di Kota Cimahi.
Di sisi lain, dia juga mendorong pelaksanaan study tour atau kegiatan pendidikan luar ruang kelas yang belakangan dibatasi usai kecelakaan rombongan pelajar di Subang, bisa memanfaatkan Cimahi Walking Tour Heritage.
“Apalagi ini, kan, berkaitan dengan kegiatan study tour yang dibatasi dan tidak dilaksanakan di luar kota. Maka ini bisa jadi alternatif yang sangat bagus, kita tawarkan wisata edukasi sejarah Kota Cimahi agar pelajar dapat lebih mengenal kotanya. Bagian dari pengayaan karakter siswa,” ucapnya.
Pihaknya sudah merancang paket wisata sejarah yang bisa dinikmati wisatawan maupun untuk kebutuhan pendidikan bersama komunitas kreatif dan ekonomi, pegiat sejarah, dan budayawan. “Selain mengenalkan sejarah Kota Cimahi lebih luas, juga bisa mendorong tumbuhnya ekosistem ekonomi pendukung seperti kuliner, dan lainnya” ucapnya.
Perwakilan Komunitas Tjimahi Heritages Dede Syarief mengatakan, pihaknya menyambut baik sejumlah dinas di Pemkot Cimahi terlibat dalam menumbuhkan kembali wisata sejarah Kota Cimahi.
“Hal ini menjadi keunggulan Kota Cimahi yang istimewa, sesuai dengan branding Cimahi Campernik yang sudah ditetapkan. Meski wilayah kecil tapi lekat dengan nilai tinggi sejarah sejak zaman pendudukan Belanda dan juga seni budayanya,” ujarnya.
Menurut dia, banyak guru tak kenal sejarah Kota Cimahi. Padahal, guru menjadi stakeholder berhadapan langsung dengan siswa yang dapat menjembatani pengenalan pengenalan sejarah.
“Memang idealnya pengenalan sejarah dilakukan sejak dini. Namun, guru banyak yang awam sejarah Cimahi karena sumber literasi minim. Sekarang Pemkot Cimahi mulai giat mengumpulkan literasi, bukti sejarah, hingga kolaborasi dengan komunitas menyampaikan sejarah ke sekolah. Kedepannya, kegiatan ini juga dapat menjadi alternatif kegiatan pendidikan luar kelas bagi para pelajar sehingga tidak harus keluar kota,” tuturnya. (Advertorial)